Itali: Florence, Kota Kelahiran Renaissance

Mendengar kata Itali, semua hal yang indah dan romantis langsung terbayang di mata. Bangunannya yang cantik, makanannya yang enak-enak, sejarahnya yang luar biasa, bahkan bahasanya pun nyaman didengar tanpa perlu kita mengerti. Saya pertama mengunjungi Itali beberapa tahun yang lalu, tapi kunjungan kali ini benar-benar berbeda karena saya traveling dengan mantan presiden Young European Federalists yang punya teman di setiap kota yang saya kunjungi. What can be better!

Trip ke Itali ini saya mulai dengan Florence. Kota indah yang sering juga disebut Firenze ini sangat terkenal dengan sejarahnya, bahkan selalu dianggap sebagai tempat kelahiran Renaissance. Terletak di daerah Tuscany yang juga terkenal dengan keindahan alamnya, di Florence-lah Michelangelo, Botticelli, Dante, dan Machiavelli lahir serta mengukir sejarah. Setiap sudut Florence dipenuhi oleh karya seni dan arsitektur yang luar biasa. Sampai-sampai, ada sindrom yang disebut Florence syndrome, yaitu kondisi di mana seseorang merasa pusing bahkan berhalusinasi dan pingsan, karena terpapar banyak karya seni yang sangat indah (ini serius, cek di sini kalau nggak percaya). Florence juga adalah salah satu setting novel "Inferno" karya Dan Brown (penulis The Da Vinci Code)

Florence dilihat dari Boboli Gardens

Florence saya mulai dengan mengunjungi Galeri Uffizi, salah satu museum paling tua dan paling terkenal di dunia. Karena Uffizi ini adalah atraksi paling populer di Florence, antrinya bisa mencapai 5 jam. Saya sarankan untuk membeli tiket online jauh-jauh hari, sehingga tidak perlu terjebak di antrian yang super panjang. . Walaupun kunjungan saya bertepatan dengan akhir musim gugur, tapi saya lumayan beruntung; meskipun cuaca selalu mendung tapi nggak hujan deras.
Bangunan museum ini sendiri tadinya adalah kantor untuk pegawai kota Florence; dibangun oleh arsitek terkenal Giorgio Vasari untuk penguasa Florence, Cosimo I de Medici, pada tahun 1560. Sekitar abad ke-17, pewaris terakhir generasi Medici yang menguasai Florence menyumbangkan seluruh karya seni yang ada di dalam Uffizi kepada publik, dengan syarat karya seni tersebut tidak boleh meninggalkan Florence.
Ponte Vecchio di atas sungai Arno (hari sedang mendung!)
Koleksi Galeri Uffizi benar-benar luar biasa, baik dari segi jumlah maupun kualitas dan sejarahnya. Di antaranya kita bisa melihat lukisan karya Michelangelo, Raphael, Titian, Leonardo da Vinci, dan Rembrandt. Salah satu bintang di Uffizi adalah karya Sandro Botticelli "The Birth of Venus". Huh, hampir saja saya kena Florence syndrome di sini...

Dari Uffizi, kami berjalan menyusuri Sungai Arno yang membelah Florence, menyeberangi Ponte Vecchio (old bridge) yang dipenuhi toko permata dan perhiasan. Ponte Vecchio ini juga menyembunyikan sebuah jalan rahasia, Vasari corridor, yang menghubungkan Uffizi dengan Palazzo Pitti.

Palazzo Pitti
Palazzo atau istana seluas 3.2 hektar ini dulunya adalah kediaman utama keluarga Medici, keluarga paling berkuasa di Florence di abad 15-18. Pengaruh kekuasaan mereka tidak hanya di Florence, tapi pada prinsipnya di seluruh Itali bahkan di dunia; karena selain mendirikan Bank Medici yang merupakan bank terbesar di Eropa pada abad ke-15, keluarga ini juga menghasilkan empat orang Paus yang merupakan orang nomor satu di dunia katolik.
Palazzo Pitti sekarang juga menjadi museum, dengan koleksi dari Rubens, Titian, Raphael, Caravaggio, dan pelukis ternama lainnya. Di belakang istana ini, terhampar Boboli Gardens (taman Boboli) seluas 4.5 hektar, yang dihiasi patung-patung klasik, air mancur, pondok-pondok kebun, bahkan sebuah gua buatan dan amphitheatre.

Palazzo Vecchio
Esoknya, kami mengunjungi katedral terbesar di Florence, Cathedral Santa Maria del Fiore atau sering disebut Il Duomo. Katedral yang mulai dibangun tahun 1296 ini dikelilingi oleh kompleks bangunan bersejarah lainnya, sehingga kita bisa menghabiskan banyak waktu sekedar jalan-jalan di area ini.

Tidak jauh dari situ, adalah Palazzo Vecchio, balai kotanya Florence, yang sama tuanya dengan Il Duomo. Walaupun titelnya "balai kota" dan bagian luarnya kelihatan seperti benteng, interior Palazzo Vecchio ini sangat luar bisa (menurut saya paling mengesankan, dibanding bangunan lain di Florence). Gerbang masuknya dihiasi David, patung paling terkenal karya Michelangelo (replika, karena aslinya dipindahkan ke Galleria dell'Academia biar nggak rusak).

Ruangan yang paling mengagumkan adalah Salone dei Cinquecento; dipenuhi lukisan-lukisan besar yang sangat indah, baik di dinding dan langit-langitnya. Beberapa patung karya pemahat terkenal, termasuk Michelangelo, menghiasi ruangan ini. Lantai kedua juga tidak kalah cantiknya, penuh dengan lukisan, fresco, dan pahatan yang menggambarkan kejayaan keluarga Medici.


Salone dei Cinquecento
Kami melanjutkan berjalan menyusuri Florence, menikmati gelato, melewati rumah Dante Alighieri, melihat pasar malam mulai dibuka di Piazza della Republica. 

Lalu, malam itu kami diundang dinner oleh seorang penduduk asli Florence, Samuele, yang juga anggota dewan regional Tuscany.

Partner Samuele, Eliana, memasak spaghetti dan mereka sibuk menerangkan pada kami tentang hal-hal yang sangat penting, masalah hidup-mati, untuk orang itali: bagaimana memilih olive oil yang terbaik, cara merebus spaghetti yang benar (al dente -nggak boleh terlalu empuk!), juga merek pasta yang enak (buatan Itali! yang di supermarket itu nggak enak semua- menurut mereka...)

Sekilas Samuele menyebutkan kalau apartemen yang ia tinggali adalah milik ibunya dan beliau tinggal di sebelah. Ternyata, seperti di Indonesia, di Itali, pria single akan hidup dekat atau di rumah orangtuanya. Hal ini sangat lucu di Eropa. Eliana memberikan pandangan sinis, dan kami cuma bisa senyum-senyum saja sambil menikmati ciabatta, sejenis roti italia, dengan olive oil yang dibuat sendiri oleh Samuele dengan zaitun yang dia petik dari desa kakeknya (saya yang dulu benci banget sama olive oil, sekarang ketagihan). 
Malam semakin larut di Florence, tapi obrolan semakin seru. Saya berbisik pada Eliana "Get him out of his mom's place". Eliana terbahak-bahak lalu memeluk saya, sementara Samuele sibuk sendiri dengan obrolan politiknya....

1 comment

  1. Blog yang menarik, kena 'Florence Syndrome' saya teringat akan Sungai Arno , sungai ini melewati Florence, dan lewat dibawah jembatan-jembatan Ponte Vecchio, Ponte alle Grazie dan Santa Trinita.
    Saya mencoba menulis blog tentang hal ini, semoga anda juga suka blog di https://stenote-berkata.blogspot.hk/2018/04/florence-sepanjang-sungai-arno.html

    ReplyDelete