Marseille, Pelabuhan Tua di Perancis Selatan

Marseille (dibaca "marsey") adalah kota terbesar kedua di Perancis, terletak di pesisir selatan menghadap ke laut mediterania. Selama ribuan tahun hingga kini, kota ini adalah salah satu pusat perdagangan dan pelabuhan terbesar di Eropa. Karena itu, kota ini juga dihuni banyak pendatang, menjadi melting pot berbagai kebudayaan.

Vieux Port, Marseille
Marseille mudah sekali dicapai dari Paris karena ada kereta cepat TGV (train à grande vitesse) yang menghubungkannya. Jarak yang sekitar 800 km bisa ditempuh dalam waktu 3.5 jam saja, plus harga tiketnya pun sangat terjangkau  (paling murah 36 Euro). Dengan TGV dari Paris, kita akan langsung tiba di Gare St.Charles di tengah Marseille, lalu tinggal melanjutkan dengan metro ke tujuan utama. Saya paling suka naik kereta, karena nggak perlu ribet check-in sejam sebelumnya serta stasiun kereta letaknya selalu di pusat kota. 

Sudut utara Vieux Port, Marseille
Di Marseille, saya memilih hotel yang terletak di Vieux Port alias pelabuhan tua. Tempat ini adalah jalan utama sekaligus salah satu tempat terindah di Marseille, dengan pemandangan lepas ke laut dan kapal-kapal yang bersandar, dihiasi café dan restaurant serta area yang sangat lebar untuk pejalan kaki. Sedangkan tinggi menjulang di kejauhan, terlihat simbol kota Marseille, basilika Notre Dame de la Garde. Oh iya, pelabuhan modern Marseille yang sekarang aktif digunakan untuk perdaganagn sudah bukan di sini lagi.

Di Vieux Port, kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam menikmati suasana, berjalan kaki atau duduk di salah satu café, menanti matahari terbenam. Di sini juga banyak restaurant seafood yang enak. Cobalah makanan khas Marseille yang paling terkenal: sup seafood Bouillabaisse (baca: buyabes) atau supions (cumi dimasak dengan parsley dan lemon). Salah satu restaurant yang boullabaisse-nya terkenal banget di Vieux Port adalah restaurant Chez Madie les Galinettes.

Toko sabun marseille yamg cute banget
Di sebelah utara Vieux Port, cukup dengan berjalan kaki, kita bisa menemukan Le Panier. Tempat ini dulunya adalah pasar (dulu bangeeeet), dan sekarang dipenuhi bangunan serta toko kuno yang lucu-lucu. Cocok buat berjalan-jalan sampai tersesat. Jangan lupa beli barang satu atau dua (atau buanyak) sabun marseille yang terkenal banget. Perhatikan baik-baik kandungannya; sabun marseille yang asli terbuat dari minyak zaitun (olive), tanpa campuran minyak yang lain.

Nggak lengkap datang ke Marseille tanpa mengunjungi simbolnya, basilika Notre Dame de la Garde ("Our Lady of the Guard", wanita kami sang penjaga). Dinamakan demikian, karena di puncak basilika ini ada patung Maria yang secara simbolik menjaga Marseille. Patung ini terhitung baru (dibuat tahun 1870), sementara katedralnya sendiri asalnya memang sebuah benteng dari abad ke-15. Karena posisinya yang tinggi di bukit, tempat ini strategis untuk mengamati jika ada musuh menyerang. 
Basilika Notre Dame de la Garde dengan patung Maria di puncaknya

Untuk mencapai Notre Dame de la Garde, kita bisa berjalan kaki menanjak sekitar 30 menit. Tapi saya sih naik bis umum aja, cukup 10 menit dari Vieux Port. Begitu sampai, kita langsung disambut pemandangan luar biasa dari katedral ini, ke arah seluruh Marseille sekaligus jauh ke arah Laut Mediterania. Kebetulan hari itu adalah paskah, tapi pengunjung tetap diperbolehkan masuk asal jangan berisik (ya iyalahhh!) Jadi saya bisa menikmati suasana misa yang syahdu, sekaligus mengagumi arsitektur basilika ini.

Salah satu calanque
Selain kota dan pelabuhan tuanya, banyak sekali hal menarik yang bisa dilihat di teluk dan laut sekitar Marseille. Sebelum pulang ke Paris, sore itu saya bergabung dengan pengunjung lain dari Vieux Port untuk mengikuti boat tour. Kami melihat pemandangan cantik Marseille dari arah laut, melintasi Musee des Civilisations de l’Europe et de la Mediterranee dengan bangunan-nya yang ultra modern, Chateau d'If yang menjadi setting roman Count of Montecristo-nya Alexandre Dumas,  lalu berlayar ke arah Les Calanques. Calanque adalah teluk-teluk sempit yang terbentuk dari tebing-tebing kapur yang sangat terjal. Pemandangannya super spektakular ditambah dengan airnya yang biru jernih, sehingga tempat ini selalu menarik para pecinta alam, terutama yang suka memanjat tebing, berenang, maupun kayaking. Karena di calanque hampir tidak ada tanah, biota-nya sangat unik sehingga tempat ini juga menjadi lokasi Taman Nasional. 

Kembali ke Paris, saya berjanji bakal kembali lagi ke Perancis selatan yang cantik, orang-orangnya lebih ramah, serta cuacanya bersahabat ini. À bientôt, Marseille!







No comments