Tehran: Ibukota yang Penuh Kontras


Ibukota Iran dan kota terbesar di Iran, Tehran identik dengan kemacetan, gaya menyetir gila-gilaan, gadis-gadis trendy, restoran keren, dan (sssttt..) underground parties.

Tehran dipilih pertama kali sebagai ibukota Iran pada masa dinasti Qajar di tahun 1796.  Sayangnya, di zaman Mohammad Reza Pahlavi, banyak bangunan dan taman bersejarah dihancurkan demi "modernisasi". Hanya sedikit sekali bangunan bersejarah yang tersisa dan skyline didominasi bangunan apartemen "soviet style" yang kelabu coklat.Meskipun demikian, Tehran punya banyak museum yang menarik, highway yang lebar dan mulus, metro system, dan bus rapid transfer system (sejenis busway). Nggak kelihatan seperti negara embargo deh. Kalau bisa survive dengan gaya menyetir gila-gilaan di sini, Tehran bisa lah jadi tempat tinggal yang nyaman.

Berjalan di Tehran atau hang-out di salah satu cafe-nya, kita bisa merasakan kontras yang menarik di Tehran. Meskipun pemerintah mengontrol pelaksanaan "hukum Islam" dengan ketat, sangat mudah melihat gadis-gadis berdandan super-stylish (kadang dengan make-up super tebal yang membuat mereka kelihatan teatrikal) dan kerudung disampirkan sekenanya cuma demi peraturan, bergandengan tangan atau flirting dengan para pemudanya yang tidak kalah trendy.

Night life di Tehran saya kira cuma berputar di sekitar hang-out di restauran atau coffee-shop, tapi the youngsters  tertawa mendengar ini ("kami bikin pesta sendiri di rumah lah!")
Saya juga menemukan, walaupun channels yang bisa diakses di TV jelas-jelas cuma channel yang direstui pemerintah dan disensor super ketat, tapi satellite receiver adalah barang normal di setiap rumah. Isinya? Semuanya ada!

Kontras inilah yang menggambarkan tegangan yang luar biasa antar generasi muda dan pemerintah. Tampak tenang di permukaan namun bergolak di bawah, persis seperti suasana di sekitar Sharif University yang teduh namun dimonitor ketat oleh pemerintah (lokasi berbagai demonstrasi, termasuk tempat ditembaknya Neda Agha-Soltan, mahasiswi yang sedang memprotes pemilu presiden). Kaum muda berpendidikan yang saya ajak mengobrol jelas bukan fans berat pemerintah dan menginginkan emigrasi ke negara lain. Saya cuma menghibur "Guys, pemerintahmu mungkin jelek tapi negaraku juga nggak kalah kacau kok"

Mereka tidak terlalu terhibur. Ternyata, Iran di tahun 2016 ada di peringkat 131 corruption perception index (CPI) sedangkan Indonesia masih "agak lumayan" di peringkat 90 dari 176 negara (saya nggak bangga loh). CPI ini mengukur peprsepsi korupsi tiap negara; makin rendah makin bagus.

Walaupun hal favorit saya di Tehran adalah orang-orangnya yang asyik, banyak juga tempat yang wajib dilihat di Tehran:

1- Golestan Palace
Kompleks istana peninggalan dinasti Qajar yang mulai dibangun abad ke-16 dan sekarang semuanya menjadi museum. Terdiri dari 10 museum, setiap museum membutuhkan tiket terpisah. Cek juga dulu masing-masing jadwal bukanya karena tidak semua dibuka tiap hari.

2- Museum of National Jewels
Salah satu museum paling menakjubkan yang pernah saya kunjungi, omaigatttt! Museum ini memamerkan koleksi perhiasan nasional Iran, termasuk perhiasan legendaris dari masa kekaisaran Persia dan Safavid. Koleksinya mulai dari vas dan cangkir emas yang "biasa banget", cuma 1-2 kilo emas solid dengan batu-batu mulia, sampai mahkota bertatahkan berlian-berlian besar dan singgasana emas dengan ribuan batu mulia *mulut menganga*
Bintang museum ini adalah berlian Darya-i-Noor (sea of light), salah satu berlian terbesar di dunia (182 karat; sekitar 36 gram) dengan warna merah muda pucat yang sangat langka.
Museum ini terletak di bawah tanah National Bank of Iran, tanpa tanda maupun petunjuk. Pokoknya misterius banget deh.

3- National Museum of Iran
Museum ini mengkoleksi 300 ribu relik mulai dari zaman pre-historik 9 milenium BC, masa pra-Islam, hingga post-Islam. Lengkap banget, sayang panduannya minim jadi kalau bisa mendapatkan buku panduan atau membaca sejarah in advance bakal lebih menarik. Salah satu koleksi favorit saya adalah tablet Darius I yang isinya memuji-muji dirinya sendiri dan dewa Ahura Mazda. Juga sebuat tablet dari seorang raja yang isinya kutukan terhadap siapapun yang merusak tablet bikinannya itu....

4-Park e-Jamshidiyeh
Tehran yang kering dan lebih sering kelabu dilatarbelakangi oleh Pegunungan Alborz yang cantik dengan puncaknya selalu bersalju. Park e-Jamshidiyeh adalah tempat di kaki pegunungan ini, banyak restoran keren di mana kita bisa melihat pemandangan lampu-lampu Tehran di malam hari. Suasanya asik banget tapi pas winter begini terlalu dingin buat saya (maklum asli jogja). Dari sini, kita bisa juga naik cable car ke puncak pegunungan Alborz.

5-Azadi Monument
Dibangun masa Reza Pahlavi untuk memperingati 2500 tahun Persian Empire. Untuk menyainginya, rezim sekarang membangun Milad Tower yang desainnya pasaran, mirip banget dengan CN Tower-Toronto atau Kuala Lumpur Tower-KL.

6- Tehran Bazaar
Bazaar raksasa yang digerakkan oleh pedagang-pedagang kaya raya yang konon membiayai Revolusi Iran tahun 1978. Walaupun ada bagian yang berusia sekitar 200 tahun, sebagian besar hasil pembangunan di abad ke-20.


Oh ya, saya sudah menyebutkan tentang traffic kan?... Jangan lupa siapkan mental untuk menghadapi lalu lintas Tehran yang brutal (menurut saya cuma bisa dibandingkan dengan keliaran Cairo). Walaupun Tehranis umumnya lembut dan baik, mereka otomatis berubah kepribadian di balik roda setir!

No comments