Heidelberg, Kota Romantis dan Penuh Inspirasi di Tepi Sungai Neckar

Entah gimana saya kok bisa nyasar ke Heidelberg, karena sebelumnya saya nggak pernah dengar tentang kota ini. Tapi, karena kebetulan lagi "lewat" dekat sini menuju ke Swiss, seorang teman menyarankan untuk mengunjunginya. Ternyata kotanya cantik banget, bahkan penuh dengan turis Jepang dan Cina... Hahaha, ternyata saya aja yang kurang pengetahuan!


Heidelberg adalah kota tua yang indah di tepi sungai Neckar di Jerman Selatan, sudah sejak lama menjadi sumber inspirasi beberapa seniman terkenal, termasuk Goethe, Mark Twain dan pelukis William Turner. Sedari abad ke-14, Heidelberg juga terkenal dengan universitas-nya yang bergengsi. Hampir separuh penduduknya adalah pelajar, sehingga suasana kota ini sangat easy going namun juga intelektual. Selain itu, Heidelberg juga terkenal dengan pemandangannya yang romantis, kota tuanya yang bergaya barok, serta reruntuhan kastil Heidelberg (Heidelberg schloss) di puncak bukit dengan pemandangan yang spektakuler.

Tong anggur, Heidelberg Schloss
Karena hanya punya waktu sehari di Heidelberg, pagi-pagi saya mulai dengan mengunjungi Heidelberg Schloss, yang sering disebut adikarya arsitektur Renaissance di pegunungan Alpen. Kastil ini sebagian besar sudah berupa reruntuhan, tapi menurut Mark Twain "meskipun ditinggalkan, dilepaskan mahkotanya, didera badai, tetaplah ningrat dan indah". Tentu saja, seperti kastil-kastil besar di Eropa lainnya, kastil ini sangat tua (sudah dibangun sejak abad ke-13) dan melalui berbagai cerita sejarah yang dramatik. Kastil ini pernah terbakar habis akibat tersambar petir dua kali, rusak karena perang dua kali, lalu dibangun kembali, hingga akhirnya ditinggalkan menjadi puing seperti sekarang. 

Di kastil ini saya mengambil guided tour; menarik banget karena guide-nya lumayan lucu menceritakan kebiasaan-kebiasaan penghuni kastil zaman dulu. Misalnya: penghuni kastil dulu kurang suka minum air, karena zaman itu air sungai sangat tercemar dan mereka belum ngeh mendidihkan air minum. Walhasil, mereka memilih minum anggur. Pantas saja, di kastil ini tersimpan wine barrel alias tong anggur terbesar di dunia, sanggup menampung lebih dari 200,000 liter anggur. Waduh, jangan-jangan si kastil bisa bolak-balik hancur itu gara-gara pada mabuk semua kah..? hahahaha....

Kota tua Heidelberg
Dari Heidelberg Schloss, saya pun melanjutkan makan siang di kota tua Heidelberg (Altstadt) yang cantik, dengan jalanan yang ramah pejalan kaki dan bangunan-bangunan bersejarah (serta rombongan turis cina).  Dari situ saya menyeberang sungai  Neckar lewat Alte Brücke (jembatan tua) dan mulai melintasi Philosophenweg, "jalan para filsuf". Konon, disebut demikian karena sejak berabad-abad, para profesor dan intelektualis sering berjalan di sini untuk berdiskusi maupun menenangkan diri.
Jalan setapak ini melintasi bukit, perkebunan anggur, dan taman, dengan pemandangan luar biasa ke arah kota tua Heildelberg dan sungai Neckar. Di sini sudah nggak ada turis cina, cuma beberapa pejalan kaki yang kelihatan serius banget.

Pemandangan penuh inspirasi dari Philosophenweg
Karena waktu itu saya lagi putus cinta, kayaknya Philosophenweg ini benar-benar tempat yang pas buat merenungkan nasib asmara saya yang pedih banget. Termenunglah saya sore itu, di bawah matahari senja yang indah, memandang Heidelberg dan sungai Neckar yang romantis, menganalisis kehidupan cinta saya yang berantakan. Ketika saya beranjak dari Philosophenweg sore itu, kesimpulan filosofis yang paling bijak sudah diambil: life goes on, saya cari lagi yang lebih ganteng dan baik hati dooooong!

Terimakasih Heidelberg atas inspirasinya!

Update terbaru: ini kisah nyata loh, di tahun yang sama saya resmi tunangan dengan mas-mas ganteng yang sekarang jadi suami saya.




No comments