Food around the world

Mbah putri (nenek) saya bisa dibilang tempe maniac, tiada hari tanpa tempe. Hari ini oseng tempe, besok lodeh tempe, besok lagi rendang tempe... Saya sering dimarahi karena dianggapnya bergaya hidup mewah: suka makan ayam. Nah lo. Setelah lima tahun digembleng tempe, lodeh, dan sayur asem (karena selama kuliah saya tinggal bersama Mbah), ketika harus tinggal di luar negeri rasanya menderita banget.

Awalnya, beberapa bulan saya nggak doyan makan, kalau pun makan cuma demi kesehatan. Ketika sempat ketemu pare di supermarket, rasanya seperti menemukan harta karun. Saya langsung nelpon Ibu saya "Ma, aku malam ini mau bikin oseng-oseng pare!" Rasanya malam itu saya bahagia sekali. Benar-benar kampungan...

Tapi lama-lama, lidah saya tune-up juga. Apalagi dasarnya saya memang tukang makan (bapak ibu saya selalu mengajak saya pergi undangan kawinan, karena saya selalu makan paling banyak di prasmanan; jadi mereka nggak rugi ngasih duit angpao-nya). Sekarang saya sudah doyan macam-macam makanan. Satu hal yang bikin saya masih tetap ragu-ragu mencoba makanan baru di negeri orang adalah kehalalannya. Untunglah, Dubai adalah melting pot dari berbagai negara; jadi di sini kita bisa menemukan segala macam makanan orisinal dari berbagai negara tanpa ragu masalah halalnya. Tips untuk makan enak yang orisinal adalah mengajak teman yang asli dari negara tertentu untuk makan di restoran favoritnya, terus suruh dia memilih...

Thailand adalah sumber makanan enak. Waktu saya ke Thailand saya ngiler melulu, soalnya semua kelihatan enak. Berkat Matima, teman Thai saya yang imut-imut, saya jadi tahu Thai green curry: mirip lodeh tapi lebih berbumbu, pedas, dan enaaaaak sekali. Favorit saya yang lain adalah Crab curry: kepiting dimasak dalam bumbu kari thailand yang ringan, menggigit gurihnya, dan Pla Rad Prik: kerapu goreng kering disiram saus asam manis khas Thai. Lalu tentu saja Tom Yum Goong, sup udang pedas segar yang konon adalah masakan Thai terpopuler di dunia. Saya malah sudah sering mencoba masak sendiri beberapa masakan Thai ini, walaupun rasanya, yah,tebak sendiri deh... hehehe...

Lebanese food adalah makanan terfavorit di dunia arab. Gerai makanan Libanon mungkin ada ribuan di Dubai, mulai dari kelas warung sampai fine dining. Makanan Libanon paling enak menurut saya adalah shish tawook, chicken cubes yang direndam bumbu lalu dipanggang di atas arang, dimakan panas-panas dengan roti arab yang baru keluar dari oven. Oooo...

Makanan Libanon sebenarnya sehat sekali, karena rata-rata dipanggang (bukan digoreng seperti makanan kita) dan dimakan dengan banyak salad sayuran segar. Saya yang nggak pernah doyan salad, jadi nge-fans dengan fattoush (salad sayuran disiram dengan lemon dan minyak zaitun) dan tabbouleh (salad parsley diiris halus). Keduanya, enak sekali dimakan dengan panggang-panggangan Libanon (ayam, sapi atau kambing) plus hommous.

Hommous (perlu dijabarkan detil karena sangat enak) adalah semacam 'colekan', dibuat dari chickpea yang dihaluskan dengan sedikit bawang, lemon, serta tahina (pasta wijen). Saking enaknya sekarang saya benar-benar maniak hommous; makan keripik pakai hommous, mendoan pakai hommous... enak banget deh... (iya.. iya...!)

Selain makanannya, cocktail juice yang selalu dijual di rumah makan Libanon, berupa juice buah kental disusun berlapis di gelas tinggi, juga tidak boleh dilewatkan.

Egyptian food, sebenarnya (menurut saya) mirip-mirip Lebanese food, tapi teman-teman Mesir saya menolak mentah-mentah pendapat ini. Makanan Mesir yang paling terkenal adalah ful dan ta'amiyya. Ful, masakan dari kacang fava rebus, forget about it; saya nggak doyan. Ta'amiyya alias falafel: chickpea dihancurkan dicampur bumbu lalu digoreng, adalah makanan nasional Mesir. Yang ini enak buat ngemil (sambil nyolek hommous..). Falafel sekarang juga terkenal sekali di Eropa dan New York, banyak dijual di pinggir jalan malahan.

Makanan Vietnam; saya baru nyoba sekali terus si Nguyen teman Vietnam saya pindah- jadi nggak pernah explore lagi. Saya baru mencoba Pho, sup bihun khas Vietnam yang, sumpah, enaknya luar biasa. Saking pengennya makan lagi saya sampai craving Pho ini. Karena restoran Vietnam masih belum terlalu banyak, saya mencoba mencari resepnya. Tapi ternyata melibatkan banyak oknum bumbu yang susah, jadi saya nyerah deh.. Konon makanan Vietnam enaknya nggak kalah dengan makanan Thailand dan sekarang semakin populer di seluruh dunia.

Eksperimen saya yang terbaru adalah makanan India. Terus terang saja dari dulu teman-teman saya sering mengajak makan makanan India, tapi saya selalu menolak. Gara-garanya, saya pernah kerja di suatu tempat terpencil yang kokinya terus-terusan menghidangkan masakan India yang nggak enak banget sampai saya trauma (ternyata masalahnya bukan makanan Indianya tapi kokinya!)

Thanks to Uzma, teman saya yang berhasil menyeret saya ke suatu restoran India, lalu memesankan beberapa makanan buat saya, sekarang saya adalah pecinta masakan India! Favorit saya adalah tandoori chicken, ayam panggang yang entah bumbunya apa, tapi warnanya merah dan sarat bumbu, juga berbagai macam kari (ayam maupun kambing) yang semuanya enak. Top of the top adalah cheese naan, roti khas India yang disajikan panas, di dalamnya dilapisi tipis dengan cottage cheese...ngiler deh...

Sayangnya makanan India terlalu sarat lemak dan minyak, jadi berdosa rasanya kalau sering-sering... Seorang teman juga berjanji mengajak mencoba makanan Kerala (salah satu daerah India) yang konon persik plek dengan masakan Padang. Laporan menyusul deh.

Nah, cukup dengan cerita makanan ya... Sekarang saya lapar beneran nih. Ngomong-ngomong, saya baru masak oseng tempe cabe hijau nih. Walaupun rasanya belum seenak bikinan Embah saya, tapi lumayan lah (sshhh, di Dubai ada yang jualan tempe lo). Besok mau bereksperimen bikin gudeg (entah dapat nangka mudanya dari mana, belum tahu). Masakan Indonesia masih paling top deh........!!!

2 comments

  1. aduhhhhhhh jadi pengen tempe deh :))

    btw, suka masak juga atau terpaksa atau jadi suka karena terpaksa *sounds like me banget*

    kalo suka.. main deh kedapurku: Food is Love

    ReplyDelete
  2. waaah Ndra, kok di kamusmu adanya enak dan enak sekali dan enak buanget hehehe....
    jadi laperrrrr dech :)

    ReplyDelete