Saudi Arabia: Umrah, a religio-romantic journey

Kerinduan hati untuk menapak tilas jejak Nabi Allah memanggil kami untuk melaksanakan umrah. "Kami", karena perjalanan ini saya lakukan bersama keluarga saya.

Merancang perjalanan yang bisa mempertemukan waktu Bapak saya (yang masih bekerja), ibu saya (sudah pensiun dini sejak tahun lalu), adik perempuan saya (bekerja), adik laki-laki saya (kuliah), dan saya sendiri yang juga bekerja, sudah merupakan tantangan. Tanpa panggilan Allah rasanya tidak mungkin kami akhirnya bisa berangkat bersama.

Untuk yang masih clueless tentang apa sebenarnya umrah ini, berikut ceritanya...
Umrah, atau haji kecil, adalah pelaksanaan ritual keagamaan mengikuti perjalanan hidup Nabi Ibrahim dan istrinya Hajar. Berbeda dengan haji, umrah bisa dilaksanakan kapan saja.
Tata caranya sendiri dicontohkan oleh Nabi Muhammad:
- tawaf, tujuh kali mengelilingi Ka'bah (Baitullah, "rumah Tuhan", bangunan sederhana berbentuk kubus di tengah Masjid Al-Haram, yang konon dibangun Nabi Adam dan dibina kembali oleh Nabi Ibrahim)
- sa'i, berlari kecil tujuh kali antara bukit Safa dan Marwah; mengingat larinya Hajar untuk mencari air buat bayi kecilnya Ismail, selepas ditinggal sendirian di lembah kering Makkah oleh suaminya Ibrahim atas perintah Allah)
- diakhiri dengan tahallul, mencukur rambut, melambangkan diperbaharuinya hidup

Buat saya, perjalanan ini bukan cuma religius tapi juga romantis.
Saya mencintai Tuhan, dan saya akan mengunjungi rumahnya!
Saya mencintai Nabi Muhammad, dan saya akan mengunjungi kotanya (Madinah)!
Saya mencintai Nabi Ibrahim, dan saya akan mengunjungi tempat ia pernah berdiri saat membina kembali rumah Tuhan hingga konon telapak kakinya tercetak (maqam Ibrahim)!
Saya mencintai sejarah, dan saya akan mengunjungi salah satu bangunan tertua di dunia (Ka'bah)!
Hati saya berdebar dan kerinduan itu semakin menyesakkan hati...

Labbaik Allahumma Labbaik!
Ya Allah, aku datang memenuhi panggilanmu!

1 comment

  1. Senangnya bisa umrah bersama keluarga, kesempatan yang sangat langka lho.
    Saya aja kalo bareng2 sama keluarga meskipun di rumah itu sangat jarang sekali. Bahkan mungkin tidak prnah, karena anggota keluarga tidak pernah lengkap. begitulah... (lho kok jadi curhat sih)

    ReplyDelete