Piramida di Giza

Mengunjungi Mesir tanpa mengunjungi piramid bisa dikatakan sebuah dosa besar..! Karena itu, tidak lebih dari dua jam sejak saya menjejakkan kaki di Mesir, saya sudah sampai di Giza. Hanya sekitar 20 menit dari hingar-bingar Cairo, Giza dengan piramidnya adalah obsesi para pengembara sejati semenjak ribuan tahun.

Ada tiga piramid di Giza, masing-masing dibangun oleh raja (pharaoh) yang berbeda, Menkaure, Khafre, dan Khufu. Piramid yang tertinggi, 138 m, dibangun oleh Khufu 4500 tahun yang lalu.


Untuk mengunjungi piramid, saya sangat menyarankan untuk didampingi guide. Masalahnya, di sekitar piramid, banyak sekali penipu yang tidak segan-segan memeras turis dengan berbagai cara. Hari itu saya didampingi guide bernama Nancy, seorang wanita Mesir setengah baya dengan keramahan yang luar biasa. Nancy membawa saya ke tempat di mana kami bisa melihat ketiga piramid itu bersamaan. Masya Allah, luar biasa. Saya duduk termenung, antara percaya dan tidak saya berada di sini. Antara kagum dan kasihan pada ketiga firaun yang tetap tidak hidup abadi meskipun mereka telah membangun piramid yang luar biasa ini...

Seperti orang lain yang merasa masih muda dan sehat, saya juga mencoba masuk ke dalam piramid. Nancy tegas-tegas menyatakan dia tidak mau ikut masuk. Bagaimana tidak, di luar pintu masuk (atau lubang masuk?), terpampang tulisan yang memperingatkan orang tua, penderita sakit jantung, dan klaustrofobik, untuk tidak masuk. Ia juga mengingatkan kalau saya harus membungkuk naik turun sejauh 50 meter tanpa ventilasi memadai, berhimpitan dengan para pengunjung lain (yang semuanya dalam kondisi berkeringat dan terengah-engah)

Akhirnya, setelah membungkuk dan berkeringat, saya sampai juga di ruangan luas di tengah piramid. Wow! Kosong, pengap, dan sama sekali tidak menarik! Sambil garuk-garuk kepala saya kembali berimpitan keluar, sambil menyesal tidak mendengarkan kata-kata Nancy. Paling enggak, saya sudah masuk jadi kalian nggak perlu nyobain kan?


Saya dan Nancy lalu duduk di Pizza Hut yang terletak berhadapan dengan sphinx. Seorang Indonesia, makan pizza yang aslinya dari Itali, dijual di waralaba sukses asal Amerika, sambil memandangi salah satu landmark Mesir kuno yang paling terkenal dalam sejarah. Now, that's what we call crash of cultures!

Fun fact: setiap malam, ada light & sound show dengan latar belakang piramid dan sphinx, menceritakan sejarah bangunan bersejarah ini. Wajib ditonton.

No comments